IBNU SINA
Oleh : Dzanur Roin
Nama aslinya Abu Ali Husain Ibn Abdullah Ibn Sina. Lahir, di Afsyahnah daerah dekat Bukhara (Uzbekistan). Pada tahun 980 M dan wafat pada tahun 1037 M Persia (Iran). Di usia 7 tahun sudah hafal Al-qur’an. Semasa hidupnya Ibnu Sina mengahsilkan kurang lebih 450 karya tulis. Berupa buku dan jurnal. Karya paling monumental dan sampai sekarang masih jadi rujukan para ilmuan-ilmuan adalah “Al-Qonun Fi Thib” beliau di juluki “Bapak Kedokteran”
Beberapa temuan Ibnu Sina antara lain, Termometer, Aroma therapi, Rumah Sakit Jiwa, dan Destilasi uap. Yang sampai sekarang masih dipakai dalam dunia kesehatan. Di samping sebagai seorang dokter Ibnu Sina juga seorang dosen dan filsuf, juga seorang psikiater hebat. Penemuan lainya adalah teori tentang cara penularan TBC yang sempat di tolak selama bertahun-tahun bahkan sampai berabad-abad akhirnya di terima kebenaranya setelah di temukanya mikroskop pada tahun 1860 M.
Ibnu Sina termasuk pekerja keras. Dia habiskan sepanjang siangnya untuk meneliti di laboratorium. Mengajar dan menangani pasien. Dan dimalam harinya belajar dan menulis buku serta jurnal. Karena semangatnya dalam hal belajar. Pernah, suatu waktu, ketika ibnu sina mengobati pangeran Al Mansur dan bisa sembuh. Ketika di tanya apa yang di inginkan oleh ibnu sina. Beliau tak mintak uang, tanah, atau kesenangan harta lainya. Beliau justru ingin tinggal beberapa hari diperpustakaan pangeran untuk membaca dan menuntut ilmu dari perpustakaan kerajaan. “saya memilih umur pendek yang penuh makna dan karya daripada umur panjang yang hampa” begitu motto beliau dalam hidupnya.
Al-Qonun Fi Thib adalah salah satu karya di bidang kedokteran, dimana ilmu kedokteran modern mendapat pelajaran, sebab kitab ini lengkap, di susunnya secara sitematis. Kitab ini menjadi rujukan yang paling utama dan paling otentik selama berabad-abad. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan, dan berbagai macam penyakit. Karya-karya beliau sangat banyak tidak hanya bidang kedokteran saja akan tetapi filsafat, syair, esai dan juga puisi . Adapun karya-karya beliau adalah seperti. Al-Qonun Fi Thib, Asy-Syifa, Al-Inshaf, An-Najah, Al-Musiqo, Hayy ibn Yaqzhan, Risalah Ath-Thair, Risalah fi Sir Al-Qadar, Risalah fi Al-Isyq dan Tahshil As-Sa’adah. Di bidang puisi karyanya adalah. Al-Urjuzah fi Ath-Thibb, Al-Qasidah Al-Muzdawiyah, Al-Qosidah Al-Ainiyah.
Banyak ilmuan-ilmuan muslim lainya. Yang karya-karyanya bertebaran di sekililing kita. Kemajuan kita saat ini tidak terlepas dari peran-peran dan karya para ulama dan intelektual muslim tersebut. Walaupun jasad mereka telah tiada tetapi karya mereka masih abadi sampai berabad-abad setelah mereka tiada.
Satu hal yang saya garis bawahi dari para ilmuan-ilmuan muslim adalah banyak diantara mereka sebelum berusia sepuluh tahun sudah hafal Al-Qur’an. Sungguh ini adalah modal dasar dan bekal yang dapat memberinya inspirasi. Ketika masih anak-anak hafal Al-Qur’an adalah pandosi seiring dengan usianya yang semakin dewasa maka tingkat pemahamannya akan terus bertambah. Belum lagi dengan ilmu hadis dan ilmu-ilmu lainnya. Semoga kita bisa meneladini para ulama-ulama dan ilmuan-ilmuan muslim sehingga dengan kemajuan teknoologi sekarang maka semakin mudah kita membuat karya. Setidaknya kita belajar untuk diri sendiri dan menjadi pribadi-pribadi yang baik dengan begitu akan terbentuklah keluarga yang baik dan menjadi bagian dari masyarakat yang baik. Aamien.